Tampilkan postingan dengan label renungan harian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan harian. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Juli 2018

Renungan harian 30 Juli 2018

Renungan Harian
Bacaan: 2 Korintus 7:2-10
Setahun: Kidung Agung 1-4

Belajar Berbesar Hati
Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun ti (2 Korintus 7:9)

Paulus pernah bersitegang dengan jemaat di Korintus. Hal itu terjadi karena ia dengan terang-terangan menegur dosa-dosa yang dilakukan jemaat. Hanya masalahnya, sebagian jemaat tidak terbuka hatinya, tidak bisa menerima teguran itu, dan merasa sakit hati. Buntutnya, mereka bersekutu dengan guru-guru palsu untuk menolak kerasulan Paulus (2Kor 6:11-13).

Bagaimana reaksi Paulus? Ketika melihat penolakan jemaat, Paulus memberikan respons yang menunjukkan kualitas karakter dan kedewasaan rohaninya. Pertama, ia menyatakan bahwa apa pun yang terjadi, kasihnya kepada jemaat sama sekali tidak berubah, malah ia menyatakan ingin sehidup semati dengan jemaat (ay. 3). Kedua, Paulus berusaha menghibur jemaat yang terluka itu dengan mengatakan bahwa rasa sakit hati tersebut baik adanya karena akan membawa mereka kembali kepada kebenaran (ay. 9). Dan ketiga, ia mengutus Titus untuk mengklarifikasi maksud dari teguran yang keras itu (ay. 6). Kebesaran hati Paulus ini nyatanya berbuah manis. Titus melaporkan bahwa jemaat mengalami perubahan positif setelah membaca surat Paulus (ay. 13-16).

Dari kebenaran itu kita belajar: Teguran dalam kasih yang kita nyatakan bisa saja disalahpahami dan menimbulkan konflik. Namun, konflik tersebut bisa jadi dipakai Tuhan untuk mengasah hati kita, terutama dalam hal kebesaran hati, untuk bersedia merendahkan hati dan mengampuni. Melalui konflik, Tuhan sedang meningkatkan kualitas karakter dan kedewasaan kita. --SYS/www.renunganharian.net

KUALITAS KARAKTER DAN KEDEWASAAN KITA TERUJI PADA SAAT TERJADI KETEGANGAN DALAM HUBUNGAN KITA DENGAN SESAMA.

Rabu, 25 Juli 2018

Firman Kesembuhan

* FirmanTuhan* Kamis, 26 Juli 2018

*Penyembuhan*
(Ams. 4:20-22)
*Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;janganlah semuanya itu menjauh dari matamu,simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.*

Kesembuhan  yang dimaksud adalah Kesehatan yang diperoleh dari merenungkan Firman Tuhan karena sesungguhnya Firman itu adalah obat.

(Kel. 15:26) 
*firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."*

Tuhan adalah tabib dan obat adalah Firman-Nya.

Firman mengandung kekuatan, dan firman adalah obat. Karena Firman Allah itu sesungguhnya adalah obat yang original dan alami karena mengandung kapasitas energi, yang berkemampuan dan berefek untuk memproduksi kesembuhan

(Maz. 107:20) 
*disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.*

Saat firman  disampaikan firman itu menyembuhkan dan membebaskan dari kerusakan.

(Ams.4:22) 
*Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.*

Kekuatan Firmanlah  yang menjadi kehidupan dan kesembuhan bagi tubuh kita.

( Yes.55:11 ) 
*demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.*

Firman itu mengandung kekuatan untuk menghasilkan kuasa dalam perkataan. Seperti Tuhan katakan, " *Jadilah terang"*  dan terang itu jadi. Firman itu mengandung kemampuan Dan kekuatan untuk memproduksi penyembuhan.

( Ibr. 4:12 ) 
*Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.*

Firman Allah itu penuh dengan kehidupan dan kuasa, Firman Allah itu sesuatu yang hidup dan penuh energi.

Kunci untuk mengambil bagian dalam energi kehidupan dan kesembuhan adalah terus menerus memakan firman, sampai firman itu menembus roh kita dan firman itu akan mengendapkan kehidupan dan energi.

Memperhatikan perkataan firman, mengarahkan telinga kepada firman dan tetap fokuskan mata kita menyebabkan Firman dapat masuk ke dalam hati kita. Perhatikan hanya Firman Allah yang ada di hatimu dan tinggal disana yang menghasilkan penyembuhan dalam tubuh kita. Firman harus menembus roh melalui cara direnungkan, memperhatikan, mendengar, menggumamkan, mengingat- ingat yang dapat menghasilkan penyembuhan dalam tubuh kita. Begitu firman bekerja akan mengantar kesehatan pada seluruh tubuh. Biarkan Firman Tuhan menembus jauh kedalam hati kita.

Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati.
🙏🏼🌹

Minggu, 22 Juli 2018

Renungan : Pembuat keajaiban

Saya ingin berbagi dua cerita lama dan melihat bagaimana Anda akan memilih

"Cerita Pertama"
Sebuah Perusahaan memiliki tradisi mengadakan pesta setiap malam pergantian Tahun (Old & New) dan mengadakan Undian berhadiah ...

Aturan Undian, setiap Karyawan menyetor 10 Dolar sebagai dana, hingga dari 300 Karyawan terkumpulah Tiga Ribu Dolar. Yg beruntung akan mendapat semua uang yg terkumpul ...

Pada hari Undian, kantor dipenuhi suasana yg semarak; semua orang menuliskan namany dikertas dan memasukkannya ke dalam Kotak Undian ...

Seorang pemuda ragu² utk menuliskan nsmanya ; menurutnya, orang yg paling pantas mendapatkan Hadiah Undian tsb adalah seorang ibu pembersih di perusahaan tersebut, yg anaknya baru² ini didiagnosa mengalami bocor Jantung,  tapi dia tdk punya uang utk membayar biaya operasinya ...

Meski mengetahui bahwa hanya ada 1/300 kemungkinan nama yg ditulisnya terpilih, pria itu menulis nama ibu pembersih itu pada  kertasnya ...

Ketika saat yg menegangkan akan tiba, kertas² di Kotak Undian di-aduk² dan kotaknya di-kocok². Pria ini terus berdo'a dalam hatinya : 'Saya berharap nama ibu ini yg terpilih'
Boss perusahaan dg per-lahan² mengambil sebuah gulungan, membukanya dan dg suara yg lantang mengumumkan nama yg tertulis di kertas itu ...
Nama si ibu pembersih !
Kontan seisi ruangan Kantor itupun meledak dngn sorak sorai, ibu tersebut dg cepat maju utk menerima Hadiah Undian tersebut sambil menangis : " Saya sangat  beruntung ! Saya sangat  beruntung ! Dg uang ini, anakku punya harapan! ''

Pesta dimulai, pria itu memikirkan *"Keajaiban ini"*, sambil berjalan ke Kotak Undian di depan . Diambil dan dibukanya sebuah gulungan kertas; dia lihat tulisan di atas kertas itu adalah nama si ibu pembersih Kantor! Pria ini sangat terkejut, lalu dia ambil dan buka lagi beberapa gulungan, ternyata meskipun tulisan tangannya ber-beda², namun nama yg tertulis semuanya sama , yaitu nama ibu pembersih Kantor tsb!  Mata pria inipun berlinang air mata , disadarinya *bahwa di Dunia ini memang benar memiliki KEAJAIBAN, namun keajaiban itu bukan jatuh dari Langit, melainkan KITA JUGALAH  YG HARUS MENCIPTAKANNYA...*

"Cerita kedua"
Suatu Siang, ketika sedang ber-jalan² dg seorang teman di pinggiran Kota, kami melihat seorang pria tua dg pakaian yg kumal berusaha menawarkan sayuran, namun sayuran² itu tampaknya seperti daun² yg mulai mengering, warnanya ke-kuning²an dan ber-lubang² bekas gigitan serangga. Teman saya,  tanpa mengatakan apapun , membeli tiga ikat sayuran sekaligus . Orang tua itu dg sangat menyesal  menjelaskan : "Sayuran ini adalah tanaman saya sendiri, hujan tdk turun beberapa waktu yg lalu hingga sayurannya mulai menguning, saya sangat menyesal"

Setelah kami berlalu, saya tanya teman saya : ''Apa kamu akan memakan sayuran ini dirumah ?

Teman saya berkata : Tidak, sayuran ini tdk bisa di makan lagi ...

Lantas kenapa kamu beli ???

Karena sayuran itu tdk akan dibeli oleh siapa pun juga.  Jika saya tdk membelinya,  orang tua itu mungkin tdk akan mendapat penghasilan apapun hari ini.

Sangat terkesan dg kebaikan hati teman ini, sayapun kembali ketempat orang tua itu dan membeli sisa sayurannya yg masih ada. Orang tua itu berkata dg  gembira,  "Saya menjual semua sayuran saya sampai tak bersisa hari ini ... ' Terima kasih atas pembelian Anda ... "

Walaupun sayur yg dibeli tdk bisa utk dimakan, saya memetik satu pelajaran yg berharga .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
*Ketika sedang berada di titik terendah dalam hidup ini, kita menginginkan sebuah KARUNIA, sebuah Keajaiban atas diri kita.*
Namun ketika kita *MAMPU,  apakah kita bersedia menjadi siPEMBUAT KARUNIA KEAJAIBAN ITU?*

*ALANGKAH BAHAGIA NYA KITA BISA BERBAGI*

Anda telah selesai membaca artikel ini. Anda memiliki dua pilihan :

1 ) Abaikan sama sekali , anggap Anda tdk pernah membaca artikel ini ...

2 ) *Teruskan ke Group dan teman Anda, dg demikian kita telah bantu menyalurkan berkat bagi orang yg sedang sangat membutuhkannya*

Saya pilih utk meneruskan, 

*Anda juga bukan ?*👌

Sabtu, 14 Juli 2018

Renungan Harian 15 july 2018

Renungan Harian
Bacaan: 2 Samuel 16:1-14
Setahun: Mazmur 119

Buah Kesabaran
"Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2 Samuel 16:12)

Seorang polisi mengalami peristiwa tidak menyenangkan ketika ia menghentikan seorang perempuan bermobil yang melakukan pelanggaran. Ia memberikan surat tilang, tetapi perempuan itu mengamuk, mulai mencakar dan memukul sambil melontarkan perkataan kasar. Hebatnya, polisi itu bergeming. Ia hanya berupaya menghindari pukulan itu tanpa membela diri. Kesabarannya itu mengundang banyak simpati. Akhirnya ia diberi penghargaan oleh Kapolda Metro Jaya.

Daud pun pernah mendapatkan perlakuan serupa ketika ia dan para pengikutnya melarikan diri dari usaha kudeta Absalom. Di tengah jalan, Simei, yang termasuk salah satu keluarga Saul, datang dan melempari rombongan Daud dengan batu serta mengucapkan kata-kata kutuk. Abisai, salah seorang pengikut Daud, bereaksi dan meminta izin untuk memenggal kepala Simei. Daud bereaksi sebaliknya. Alih-alih memberi izin, ia justru menegur Abisai dan membiarkan Simei terus mengutuk. Dan Daud menunjukkan kesabarannya dengan perkataan: "Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini."

Tindak kebenaran yang kita lakukan tidak selalu membuahkan hal yang baik untuk kita. Kadang-kadang kita justru menerima perlakuan yang buruk. Namun, Tuhan bisa memakai situasi itu untuk menguji hati kita. Setiap perlakuan buruk sesungguhnya menguji kualitas hati kita dan menjadikan kita semakin dewasa secara rohani. --SYS/www.renunganharian.net

SABAR ADALAH KESADARAN BAHWA KITA PERCAYA KEPADA TUHAN
YANG MAHAKUASA DAN YANG MAHATAHU AKAN SEGALA SESUATU.

57 Cents

57 CENTS.

Seorang anak gadis kecil sedang berdiri terisak didekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia baru saja tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh".

Seorang pastur lewat didekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil itu menangis?

"Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu" kata si gadis kecil.

Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti dan bisa menduga sebabnya si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu.
Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil.

Sang gadis kecil ini begitu mendalam tergugah perasaannya, sehingga pada waktu sebelum tidur dimalam itu, ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk belajar menjadi manusia yang baik.

Ketika ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya, yang kebetulan merupakan orang tak berpunya, sang ibu menghiburnya bahwa si gadis masih beruntung mendapatkan pertolongan dari seorang pastur.
Sejak saat itu, si gadis kecil berkawan dengan sang pastur.

Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya didaerah kumuh, dan sang orang tuanya meminta bantuan dari si pastur yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sangat sederhana.
Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis di rapihkan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek sobek ditemukan, tampak sekali bahwa dompet itu adalah dompet yang mungkin ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Didalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil yang isinya:

"Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu"

Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu,  si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen untuk maksud yang sangat mulia.

Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, sang pastur segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini untuk memperbesar bangunan gereja.

Namun Ceritanya tidak berakhir sampai disini.
Suatu perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus menerus. Sampai akhirnya seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada didekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu.

Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan, akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian ke abad 20, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton).

Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan,namun perduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pretensi.

Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang dan Temple University, tempat beribu ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan special untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus ratus (yah, beratus ratus) pengajarnya, semuanya itu untuk memastikan jangan sampai ada satu anakpun yang tidak mendapat tempat di Sekolah Minggu.

Didalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto si gadis kecil, yang dengan tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapi foto sang pastur yang baik hati yang telah mengulurkan tangan kpd si gadis kecil miskin itu, pastur Dr.Russel H. Conwell. Gadis itu namanya: Hattie May Wiatt.

True story "57 CEN

Kamis, 12 Juli 2018

Renungan Harian 13 July 2018 : Ketaatan Mendatangkan Mujizat

bacaan Renungan

Yohanes 2:7-8 (TB)
Bercerita tentang perkawinan di kana dimana anggur habis dan Yesus bekerja sama dengan pelayanan2 dan ini adalah mukjijat pertama.
Ayat ke 7 Yesus memerintahkan para pelayan mengisi dengan air.
Dan ayat ke 8 Yesus menyuruh utk mencedok air tsb utk di cicipi pemimpin pesta.

Yg jadi pertanyaan kapan air menjadi anggur? Saat Yesus berkata isi tempayan? Atau ketika pelayan membawa air itu utk di cicipi pemimpin pesta.
Bagaimana dengan kita jika kita berada di posisi pelayan2 tsb?

Sungguh sebuah perbuatan yg Gila ketika kita mengisi air dan membawa kepada pemimpin pesta yg membutuhkan anggur. Tetapi para pelayan percaya dengan apa yg diperintahkan Yesus. Dan mereka melakukannya walaupun hal itu diluar nalar mrk.

Seringkali dalam hidup kita berharap adanya mukjijat, kita berharap kehidupan kita yg biasa2 spt air ,menjadi luar dan berharga layaknya anggur. padahal mukjijat tdk akan terjadi kecuali kita melangkah dengan iman apa yg Yesus perintahkan
(Kepatuhan akan membawa berkat bagi yg melakukannya) 😇🙏

Jumat, 06 Juli 2018

Renungan Kenapa Harus Bersabar ?

RHEMA HARI INI

 Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Ciri dari sifat  sabar, tidak mudah marah, tidak juga lekas terpancing apabila dipanas-panasi, mengambil waktu untuk menimbang-nimbang sebelum membiarkan amarah meledak, agar tidak melanggar batas-batas yang wajar. Sifat sabar ini juga berarti, lambat untuk menjadi marah sehingga orang mudah dihentikan dan ditenangkan. Sifat ini mengajak kita untuk menguasai diri kita sendiri, segala hasrat dan perasaan kita, dan semua kecenderungan hati kita, tetapi terutama segala hawa nafsu kita, amarah kita, dengan senantiasa mengatur dan mengendalikannya, dan menundukkannya secara ketat kepada otoritas Roh kudus dan pertolonganNya. Kita harus panjang sabar, sama seperti Allah yang selalu bersabar terhadap sikap hidup kita.

Saat ini, di era di mana segalanya serba instan, tentu juga membuat kita menginginkan segala sesuatu terjadi secara instan. Ditambah lagi, tidak sedikit tawaran yang menjanjikan kesuksesan secara instan. Buktinya, kasus KKN bertebaran di mana-mana, baik dalam skala kecil maupun besar. Namun, ketika terkuak, bukannya memperoleh kesuksesan, justru pada akhirnya mereka menerima ganjarannya.

Percayalah, Tuhan sangat ingin melihat anak-anak-Nya sukses, baik dalam karier, keluarga, maupun pelayanan. Namun, terlebih dari semuanya itu, Dia ingin kita siap ketika Dia menganugerahkan kesuksesan-kesuksesan itu. Tuhan tidak melihat rupa, maupun kecakapan, atau kepandaian kita. Yang Dia lihat adalah sikap hati dan karakter kita. Apakah kita sudah bisa dipercaya dalam perkara besar atau belum. Apakah kita mempunyai pengendalian diri, sehingga kita dapat menguasai ego kita dan dipakai menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, nama Tuhan pun dimuliakan melalui sikap dan perbuatan kita. Sehingga orang-orang yang diberkati dapat melihat kuasa Tuhan yang dinyatakan melalui hidup kita, dan pada akhirnya kebangkitan rohani pun dapat terjadi.

 RENUNGKAN

👉🏼 BELAJARLAH MENGUASAI DIRI dalam segala hal, sehingga kita bisa menjadi PEMIMPIN  yang DIANGKAT DAN DIPAKAI TUHAN dalam perkara besar.

 *Kiranya Allah Sumber Kebenaran memberkati kita semua hari ini. Amin.
🔥⭐🙏🏼♥💐

Kamis, 05 Juli 2018

Renungan harian 6 juli 2018 : Cukupkanlah dirimu

Renungan Harian
Bacaan: Ibrani 13:1-6
Setahun: Mazmur 67-71

Cukupkanlah Dirimu
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meningga (Ibrani 13:5)

Pada zaman sekarang orang tidak lagi hanya hidup untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan dan tempat tinggal. Kita tergiur dan mengingini barang mewah karena merasa gengsi dengan orang lain. Padahal, barang itu bukanlah kebutuhan yang mendesak. Tidak jarang, untuk memuaskan keinginan tersebut, kita memaksakan diri tanpa mempertimbangkan penghasilan yang ada. Akibatnya, lebih besar pasak dari pada tiang.

Firman Tuhan menasihatkan supaya kita tidak menjadi hamba uang. Hamba dalam bahasa Yunani doulos, artinya budak. Jangan sampai kita diperbudak oleh uang. Uang menjadi sumber utama untuk memuaskan keinginan mata atau keinginan duniawi lainnya. "Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu"-berarti kita sepatutnya bertindak bijaksana dan tepat dalam menggunakan uang atau berkat yang sudah diterima. Kita memprioritaskan kebutuhan hidup dan menomorduakan keinginan. Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami mengajarkan, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Kata "secukupnya" menunjuk pada kecukupan seseorang dalam hal yang diperlukan atau dibutuhkan dan pengawasan terhadap keinginannya. Kecukupan juga menandakan keyakinan yang positif bahwa Allah telah mencukupi keperluan kita.

Tuhan berjanji tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita, tangan kasih-Nya akan selalu menolong. Marilah kita mencukupkan diri dengan apa yang sudah kita terima atau kita miliki. Janganlah hidup kita diperhamba oleh keinginan mata. --EY/www.renunganharian.net

TUHAN AKAN MENCUKUPKAN SETIAP KEBUTUHAN KITA,
BUKAN KEINGINAN KITA.

Selasa, 03 Juli 2018

Kita adalah Milik Tuhan

KITA ADALAH MILIK TUHAN

Bahan renungan:

Roma 14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Ayah saya pernah memberikan sebuah jam tangan antik. Sampai hari ini, setelah lebih dari 10 tahun, jam tersebut masih saya simpan di tempat yang baik dan saya bersihkan secara rutin. Saya hanya mengenakannya pada saat acara tertentu saja. Intinya, saya merawat jam tersebut, karena jam tersebut memiliki nilai berharga bagi saya.

Mungkin kita juga melakukan hal yang sama. Ketika kita memiliki sesuatu atau seseorang yang berharga, kita akan merawatnya dengan baik.
Jika kita, manusia, dapat memperlakukan sebuah barang atau seseorang seperti itu, apalagi Bapa Sorgawi. Firman Tuhan mengatakan kita adalah milik Tuhan. Tuhan dapat memilih apa saja di dunia ini untuk dijadikan kesayangan-Nya, tetapi Dia memilih untuk memiliki kita. Saya percaya, satu-satunya alasan untuk hal itu karena kita sangat berharga di mata Bapa Sorgawi. Sesuatu yang tidak berharga, tentu tidak ingin kita miliki, bukan?

Sebagai milik-Nya, sudah pasti Tuhan akan merawat dan memelihara kita. Dia menjaga kita dari hal-hal yang membahayakan hidup kita. Dimiliki oleh Tuhan adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan. Kita perlu bersyukur. Tuhan yang maha besar dan ajaib menjadikan kita “harta” kesayangan-Nya.


Setiap kali kekuatiran dan ketakutan muncul, ucapkan, “Saya adalah milik Tuhan, Sang Empunya dunia dan segala isinya. Saya percaya Tuhan menjaga dan memelihara saya.” (penulis: @mistermuryadi)

#sumber;hagahtoday

Senin, 02 Juli 2018

Dosa penghalang mujizat

Tuesday, July 3, 2018

DOSA SEBAGAI PENGHALANG MUJIZAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2018

Baca:  Yesaya 59:1-21

"...yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  Yesaya 59:2

Ada banyak orang Kristen komplain:  "Katanya Tuhan sanggup melakukan mujizat, katanya kesembuhan, kemenangan, pemulihan dan berkat adalah bagian hdiup orang percaya, tapi mengapa hidupku tetap saja seperti ini, mengapa hari-hariku penuh dengan masalah dan kesulitan?  Padahal aku tak pernah berhenti berdoa, rajin beribadah, aktif dalam pelayanan dan sudah melakukan yang terbaik  (menurut penilaian diri sendiri)."  Sungguh benar bahwa Tuhan kita adalah Sumber mujizat!  Sang Pembuat keajaiban.

     Jika sampai saat ini kita belum melihat dan mengalami mujizat Tuhan, tapi hanya sekedar tahu dari kata orang atau melihat orang lain yang mengalaminya, janganlah komplain, marah dan menyalahkan Tuhan.  Tuhan selalu punya waktu tersendiri bagi kehidupan setiap orang.  Adakalanya Tuhan ijinkan kita melalui suatu proses sampai Ia mendapati kita benar-benar siap untuk menerima mujizat-Nya!  Faktor terbesar yang menghalangi kita untuk dapat melihat dan mengalami mujizat Tuhan adalah kesalahan dan pelanggaran kita sendiri  (ayat nas).  Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tidak pernah berubah, Tuhan yang tetap sama,  "...baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8).  Tetapi kita sendiri yang seringkali berubah, tidak lagi setia kepada Tuhan, dan tidak mau berjalan dalam terang firman Tuhan.  Selama kita tidak mau taat mengikuti kehendak Tuhan maka selama itu pula kita tidak akan melihat dan mengalami mujizat Tuhan di sepanjang kehidupan ini.

     Langkah yang harus kita ambil supaya kita dapat melihat dan mengalami mujizat Tuhan adalah bertobat dari segala dosa kita, tinggalkan kehidupan lama.  Dosa adalah penghalang utama kita mendekat kepada Tuhan.  Karena itu jadilah pelaku-pelaku firman, sebab ketaatan adalah kunci untuk membuka pintu-pintu berkat.  Jangan sekali-kali membangga-banggakan berapa lama kita menjadi Kristen atau sudah melayani pekerjaan Tuhan, jika kita tidak taat melakukan kehendak Tuhan... itu sama artinya bohong!

"Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."  Yosua 3:5

🙏👍😃

Minggu, 01 Juli 2018

Renungan pagi 2 jul

☀ MORNING ☀

Kita hidup karena PERCAYA bukan karena melihat, sebab hidup karena PERCAYA akan membawa kita pada perkara-perkara yang luar biasa, bahkan apa yang tak mungkin menjadi mungkin karena IMAN kita di dalam Yesus.

2 Korintus 5 : 7
Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.

Tuhan Yesus Memberkati 😇

Renungan harian 1 july 2018

Renungan Harian
Bacaan: Ibrani 11:13-16
Setahun: Mazmur 36-39

Eksklave Kerajaan Surga
Dalam iman mereka semua ... mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (Ibrani 11:13)

Negara Timor Leste cukup unik. Sebagian besar wilayahnya terletak di bagian timur Pulau Timor. Namun, ada satu distrik bernama Oecusse yang terletak di bagian barat pulau itu dan dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur. Jadi, secara geografis distrik ini berada di wilayah Republik Indonesia, tetapi secara administratif berada di bawah pemerintahan Timor Leste. Posisi unik Oecusse ini disebut eksklave, yaitu bagian dari suatu negara yang terpisah dari negara induk dan terletak atau dikelilingi oleh negara lain.

Sebagai pengikut Kristus, keadaan kita mirip dengan eksklave. Secara fisik kita berada di bumi dan dikelilingi oleh kehidupan duniawi. Prinsip dan nilai yang berlaku di sekitar kita adalah prinsip dan nilai duniawi. Namun, "karena kewargaan kita adalah di dalam surga" (Flp 3:20), kita berada di bawah pemerintahan surgawi dan sepatutnya tunduk kepada prinsip dan nilai-nilai Kerajaan Surga.

Menjadi warga eksklave jelas tidak mudah. Memegang teguh nilai-nilai kerajaan surgawi dan terlihat berbeda dari kehidupan sekitar pasti sedikit banyak akan mengundang pergunjingan. Kiranya kita tidak tergoda untuk menjadi serupa dengan dunia dan melepaskan kewargaan sejati kita. Sebaliknya, bersama para pahlawan iman kita menyadari bahwa kita hanya pendatang di bumi ini. Kelak kita akan kembali ke tanah air yang lebih baik, yang telah disiapkan oleh Allah bagi warga-Nya yang tetap setia, yaitu tanah air surgawi. --TAF/www.renunganharian.net

KEWARGAAN SURGAWI KITA SEHARUSNYA MEMBUAT KITA MENJADI
PRIBADI YANG LEBIH BAIK DI DUNIA INI.-WARREN W. WIERSBE